• Sat. Dec 9th, 2023

Keindahan di Luar Jendela Pesawat

Bybrompton

Oct 22, 2023

Pemandangan di Luar Jendela Pesawat

PETUGAS check in counter jarang bertanya apakah saya ingin duduk dekat jendela atau lorong. Jika ini muncul, saya agen judi bola segera menjawab jendela. Namun yang paling sering adalah, saya langsung diberikan kursi dekat jendela, tapi dekat pintu darurat.

Apakah itu bentuk penghargaan bahwa saya dapat diandalkan untuk menarik tuas pintu keselamatan bagi penumpang lainnya? Jelas saya siap membantu sesama. Namun mata saya akan terhalang sayap dan pembungkus baling-baling. Itu mengganggu menikmati sensasi panorama di luar jendela.

Seorang teman fotografer lanskap berkata, sebuah objek benda mati akan berbeda dari waktu ke waktu. Karena itu ia pernah memotret Jam Gadang di Bukittinggi hampir tiap hari, jam berbeda, dan katanya hasilnya juga berbeda. Sinar matahari, aktivitas orang di sekitarnya, dan posisi si pemotret akan menjadi faktor utama yang membedakan.

Apakah kita melihat hal yang sama di luar jendela ketika berkali-kali naik pesawat dengan rute yang sama? Bisa iya, tapi seringkali tidak. Sebab terkadang sebuah kesempatan terbaik untuk panorama yang menakjubkan hanya muncul sekali-sekali.

Cuaca sangat cerah, pesawat yang ditumpangi terbang rendah dan kita berada di jendela yang mengarah ke pemandangan yang menakjubkan itu.

Belum lagi jika pesawat yang ditumpangi terpaksa terbang di luar rute karena faktor cuaca. Ini pernah saya alami pada November 2015 dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta menuju BIM, Padang. Karena tidak bisa mendarat, pesawat belok kanan terbang rendah menuju Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru dengan cuaca berawan yang menakutkan.

Keindahan di Luar Jendela Pesawat

Namun setelah setengah jam di Pekanbaru, cuaca mulai baik, pesawat kembali ke Padang. Terbang rendah. Pemadangan sangat indah di kanan saya adalah panorama yang saya impikan sejak lama, melihat Gunung Singgalang dan Gunung Marapi, plus Gunung Tandikat.

Itu sempurna. Namun smartphone saya kehabisan baterai untuk merekamnya. Jelas saya sangat kesal. Hal yang sama pernah terjadi juga ketika saya dari Jakarta ke Padang menyaksikan Danau Diatas dan Danau Dibawah, serta Kawasan Wisata Mandeh yang paling jernih di Sumatera Barat. Tapi, sekali lagi, saya tidak sempat merekamnya karena smartphone sedang mati. Tidak terkejar lagi meski buru-buru menekan power.

Saya sengaja mengutip ini untuk menghibur diri. Memori panorama indah yang saya lihat memang tersimpan rapi di otak. Tapi kita tidak bisa berbagi visual otak kepada orang lain. Saya berjanji dalam hati akan memperbaiki keadaan di masa depan. Lebih baik saya menenteng DSLR dalam pesawat untuk sebuah keberuntungan seperti beberapa teman berhasil mengabadikan panorama cantik dari balik jendela pesawat.

Sebab, hasil dari kamera smartphone saya pun tidak begitu luar biasa untuk dibagikan. Seperti contoh-contoh di sini, ada sejumlah ketidakpuasan saya. Tapi saya berharap Anda sedikit mendapatkan sensasi. Saya yakin, Anda pernah memotret yang lebih baik dari hasil saya ini. Tapi tidak apa, yang penting saya bisa membagikan beberapa objek yang saya tangkap dari jendela pesawat, termasuk dengan video.

Plus satu foto yang cantik dipotret Febrianti dengan DSLR yang memperlihatkan Masjid Raya Sumatera Barat dengan arsitektur uniknya di atas Kota Padang, Sumatera Barat. Selamat menikmati.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *